Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Mutiara Itu Telah Pergi: KH. Abdul Gani Kasuba, Selamanya Selalu Dikenang.

Riswan Wadi, S. Sos. Alumni Pondok Pesantren Al-khirat Bibinoi . KoranMalut.Co.Id - Setiap perjalanan hidup seseorang pastinya akan sampai p...


Riswan Wadi, S. Sos. Alumni Pondok Pesantren Al-khirat Bibinoi
.

KoranMalut.Co.Id - Setiap perjalanan hidup seseorang pastinya akan sampai pada titik akhir, namun bukan berarti perjalanan itu berakhir begitu saja. Kehidupan yang dijalani dengan penuh dedikasi dan pengabdian akan meninggalkan jejak yang abadi dalam ingatan orang-orang yang pernah merasakannya. Begitulah yang kita rasakan ketika mengenang KH. Abdul Gani Kasuba, seorang mantan Gubernur Maluku Utara sekaligus tokoh agama yang telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Namun, seperti mutiara yang tersimpan dalam lautan dalam, warisan kebaikan dan pengaruhnya tetap bersinar terang di hati umat.

KH. Abdul Gani Kasuba bukanlah sosok yang biasa. Sebagai seorang tokoh agama, beliau tidak hanya memberikan tuntunan dalam hal keagamaan, tetapi juga memperlihatkan kepada kita bagaimana menjadi pemimpin yang bijaksana. Menjabat sebagai Gubernur Maluku Utara, beliau berhasil membuktikan bahwa seorang pemimpin tidak hanya diukur dari kemampuannya dalam mengelola pemerintahan, tetapi juga sejauh mana ia dapat membawa nilai-nilai agama dan moralitas dalam setiap kebijakan yang diambil. Sebagai seorang ulama, beliau menyadari bahwa tugas utama seorang pemimpin adalah mendidik dan membawa umat menuju kesejahteraan lahir dan batin.

Islam mengajarkan kita tentang pentingnya keadilan dan keberpihakan pada umat, sebagaimana yang tercermin dalam surah Al-Baqarah Ayat  255 : “Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).” Ayat ini mengingatkan kita bahwa pemimpin yang sejati adalah mereka yang senantiasa mengutamakan kesejahteraan umat dan senantiasa mendasarkan segala tindakannya pada prinsip-prinsip yang benar dan adil. KH. Abdul Gani Kasuba adalah contoh nyata dari pemimpin yang menghidupkan nilai-nilai tersebut dalam setiap langkahnya, baik dalam dunia pemerintahan maupun kehidupan keagamaan.

Lebih dari sekadar seorang pemimpin, KH. Abdul Gani Kasuba juga merupakan seorang panutan yang menebarkan kasih sayang dan ketulusan. Bahkan beliau pernah berkata " Anak dan cucuku kalian jangan pernah membalas cacian orang lain, Allah dan Rasul saja bisa di benci dan di fitnah, bagaimana dengan kita manusia Biasa ? ( KH Abdul Gani Kasuba)." Hal ini menunjukkan kebesaran hati dan sifat kepemimpinan yang luar biasa. Keteladanan beliau dalam menjaga ukhuwah Islamiyah, membangun hubungan baik antar umat beragama, serta memprioritaskan kesejahteraan masyarakat, memberikan inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi generasi muda yang kini tengah mencari arah dalam kehidupan mereka. 

Sebagaimana mutiara yang indah, KH. Abdul Gani Kasuba menyebarkan sinar kebijaksanaan yang tiada tanding. Keberaniannya berbicara tentang kebenaran, tanpa takut kehilangan jabatan atau popularitas, adalah sebuah pelajaran berharga bagi kita semua. Ketika beliau berpulang, kita merasa kehilangan, namun kita juga tahu bahwa setiap amal yang beliau lakukan akan terus mengalir sebagai pahala yang tak terputus. Sebagai umat Islam, kita percaya bahwa setiap kebaikan yang dilakukan dengan niat ikhlas akan selalu dikenang di sisi Allah SWT, sebagaimana tertuang dalam sabda Rasulullah SAW: "Jika seorang hamba meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya." (HR. Muslim)

Mutiara yang telah pergi ini adalah contoh sempurna dari sosok yang tidak hanya berjuang untuk kehidupan dunia, tetapi juga mempersiapkan kehidupan akhirat dengan penuh amal shaleh. Meski fisiknya telah tiada, warisan beliau dalam bentuk ilmu, amal, dan teladan akan terus hidup dan menginspirasi. KH. Abdul Gani Kasuba adalah bukti bahwa seorang pemimpin sejati adalah mereka yang bisa menyeimbangkan tugas sebagai pengemban amanah duniawi dan spiritual.

Kehilangan beliau adalah duka yang mendalam, namun seperti yang diajarkan oleh agama kita, setiap perpisahan adalah bagian dari takdir yang harus diterima dengan lapang dada. Marilah kita mengenang beliau dengan doa, menghargai setiap jasa beliau, dan melanjutkan perjuangan beliau dalam membangun masyarakat yang lebih baik, beradab, dan sejahtera. Karena sejatinya, meskipun mutiara itu telah pergi, sinarnya akan selalu terang di hati kita yang mengenangnya.**(red).

Tidak ada komentar