" Oleh Anggriyani Sahbudin Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate" KoranMalut.Co.Id...
"Oleh Anggriyani Sahbudin Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate"
KoranMalut.Co.Id - Gen Z didefinisikan sebagai mereka yang berusia antara 14-24 tahun, Milenial didefinisikan sebagai mereka yang berusia antara 25-43 tahun, Gen X didefinisikan sebagai mereka yang berusia antara 44-55 tahun, dan Baby Boomer didefinisikan sebagai mereka yang berusia antara 56-74 tahun.
Teknologi dan internet memberikan sebuah pola pikir baru kepada seluruh industri di era 4.0 terkini yang menjamin keterampilan menggunakan teknologi. Generasi Z disebut sebagai generasi yang tumbuh besar beriringan dengan teknologi dan internet atau digital natives sehingga berpengaruh memberikan sebuah tantangan atau peluang mulai dari pekerjaan, pendidikan, hingga interaksi dalam berpikir. Dampak dari salah satu ketergantungan teknologi juga risiko mempengaruhi perilaku penggunanya menjadi lebih menutup diri dari lingkungan sekitarnya, dan kecanduan yang berdampak terhadap kesehatan mental bahkan keamanan data.
Generasi Z, yang lahir di tengah pesatnya perkembangan teknologi, secara alami memiliki keterampilan teknologi yang kuat dan menghabiskan banyak waktu dalam interaksi dengan perangkat digital. Dampak dan peluang terkait penggunaan teknologi pada Generasi Z dapat mempengaruhi perkembangan mereka secara signifikan, baik dari segi positif maupun negatif.
Di Maluku utara khususnya saya dapat Meneliti bagaimana Gen Z mengidentifikasi diri dengan dunia digital, serta bagaimana identitas mereka sendiri tercermin melalui pengalaman digital, adalah kunci untuk memahami apa yang menjadi perhatian Gen Z dan cara generasi ini lebih suka terlibat dan berinteraksi secara daring. Hampir rata-rata di kalangan gen z dapat berkomunikasi secara langsung pun menggunakan kosa kata apa yang dia temukan di Sosmed baik dalam bentuk vidio maupun yang lainnya. Ini menjadi perhatian khusus buat kita yang punya kesadaran secara menyeluruh untuk menyadarkan mereka agar mereka menggunakan alat teknologi yang sebaik-baiknya. Terutama para orang tua di kalangan keluarga itu sendiri. Maluku utara merupakan provinsi yang kaya akan sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) yang berpotensi memajukan pembangunan yang ada di provinsi Maluku utara itu sendiri. Jangan biarkan generasi kita di bodohi oleh alat teknologi sebab rata-rata generasi kita dalam menggunakan handphone hampir 12 jam.
Generasi Yang Paling Bergantung Pada Internet
Generasi Z sangat terikat dengan dunia digital, dan cara mereka mengidentifikasi diri dengan dunia digital berakar pada hubungan dan keakraban mereka yang mendalam dengan Internet. Generasi ini menghabiskan lebih banyak waktu terhubung dengan web daripada generasi lainnya (terutama pada perangkat seluler) dan menurut pengakuan mereka sendiri, merekalah yang paling bergantung padanya. Hal ini juga dapat per pengaruh yang sangat intens dalam pola pikir mereka yang berpotensi fatal.
Generasi Z juga menunjukkan pergeseran terkait hal yang membuat mereka bergantung pada Internet—terutama hiburan dan akses ke teman-teman mereka. Hal ini berbeda dengan Generasi Milenial, Generasi X, dan Generasi Baby Boomer, yang mengandalkan Internet terutama untuk mengakses informasi.
Melibatkan Gen Z dengan konten yang menghibur, dan khususnya video, di berbagai saluran, adalah salah satu cara paling efektif untuk mendapatkan dan mempertahankan perhatian mereka. Video terus meroket sebagai format yang disukai untuk konten daring, ini juga dapat berpengaruh dalam keadaan mereka yang lebih berpotensi di hal-hal negatif.
Selain itu ada juga tantangan yang di hadapi oleh Gen Z
1. Kesehatan Mental
Salah satu tantangan paling signifikan bagi Generasi Z adalah kesehatan mental. Tingginya tingkat kecemasan, depresi, dan tekanan untuk tampil sempurna di media sosial dapat mengganggu kesejahteraan psikologis mereka. Dengan perbandingan yang sering terjadi di platform sosial, banyak orang yang merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri, yang dapat memicu perasaan rendah diri dan ketidakcukupan.
2. Keterhubungan yang Lebih Jauh
Meskipun teknologi telah membuat komunikasi menjadi lebih mudah, keterhubungan yang berlebihan juga bisa menjadi bumerang. Generasi Z sering kali merasa terjebak dalam siklus ketergantungan pada teknologi, yang dapat mengurangi interaksi sosial langsung dan hubungan yang bermakna. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi meskipun secara fisik mereka dikelilingi oleh banyak orang.
3. Ketidakstabilan Berperilaku
Dengan banyaknya interaksi yang terjadi secara online, mereka lebih rentan terhadap perilaku bullying dan berpikir di dunia maya. Selain itu, isu keamanan data dan privasi juga menjadi perhatian, dengan banyaknya kasus pencurian identitas dan terfokus pada informasi pribadi.
Generasi Z menghadapi serangkaian tantangan yang kompleks di era digital. Meskipun mereka memiliki potensi untuk menciptakan perubahan positif dan memanfaatkan teknologi dengan cara yang inovatif, penting untuk memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk membantu mereka mengatasi tantangan ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan yang dihadapi, kita dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan memberdayakan bagi generasi yang akan datang.
Mari merawat generasi melalui literasi yang berdampak positif Sebab generasi yang akan menentukan baik dan tidaknya bangsa ini di masa yang akan datang. (Aa)
Tidak ada komentar