Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Satu Bahasa Daerah Terancam di Halbar Pemerintah Terus Upaya Sosialisasi

Jailolo, KoranMalut.Co.Id - Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Halmahera Barat dari 7 Bahasa Daerah yang ad...


Jailolo, KoranMalut.Co.Id - Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Halmahera Barat dari 7 Bahasa Daerah yang ada di Halmahera Barat di sertai dialegtika berbeda-beda Namun Terdapat 1 bahasa Disebut Bahasa Matiloa terancam puna akibat tidak terjaga.

Kabid Budaya Dikbud Halmahera Barat, Fintje Van sidete, menuturkan di halmahera barat ini ada 7 bahasa yang suku asli halmahera barat diantaranya bahasa Sahu, bahasa Tabaru, bahasa Loloda, bahasa matiloa atau gamkonora, bahasa Pagu, bahasa Wayoli dan bahasa Gorak, kata fintje kepada koranmalut, di ruang kerjanya, senin, (14/12/2023).

"Dan bahasa terancam puna yakni bahasa matiloa berada di kecamatan Ibu. Kalau/jika bahasa sahu itu setiap hari kamis mereka berbahasa antara satu dengan yang lain dilakukan ketika beraktifitas di sekolah dan di lingkungan masyarakat lalu menggunakan pakaian adat daerah. Sementara suku Wayoli berbahasa pada hari jumat khusus daerah pesisir sasur dan goro-goro," bebernya.

kata dia, bahasa matiloa terancam puna karena penuturnya dua orang tetapi satu suda meninggal dunia jadi tinggal satu dan bertutur juga suda kurang jelas akibatnya usia juga 70 tahun (tua). Sebenarnya sejak dahulu kala tidak di lestarikan oleh masyarakat setempat sehingga mati suri kalau di rawat pasti terjaga.

"saya suda berkonsultasi dengan balai bahasa untuk mempertanyakan apakah bahasa tersebut bisa di lestarikan mereka menjawab susah sebab yang berbicara menyampaikan kurang jelas," pungkasnya.

makanya dari pengalaman ini kita sosialisasi dan melestarikan dengan cara dalam satu hari ada suku yang disiapkan untuk berbahasa.**(riko).

Tidak ada komentar