Morotai, KoranMalut.Co.Id - Maluku Utara-Dewan Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) I Pulau Morotai maupun Siswa Siswi Senin (18/9/2023), m...
Morotai, KoranMalut.Co.Id - Maluku Utara-Dewan Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) I Pulau Morotai maupun Siswa Siswi Senin (18/9/2023), melakukan aksi pemboikotan menolak Sofyan Baba menjadi Kepala Sekolah (Kepsek) SMK I Kembai. Aksi penolakan Kepsek oleh belasan guru itu lantaran selama 12 tahun menjabat Sofyan menjabat banyak masalah yang dibuat baik terhadap para guru honorer maupun program sekolah.
Berdasarkan amatan media ini di lokasi pemboikotan, sejumlah ruangan baik ruang siswa, ruang guru maupun ruang yang biasa di pakai oleh Sofyan telah dipasang dengan menggunakan papan dan kayu, di depan pagar tepatnya jalan masuk sekolah juga di pasang baliho yang cukup panjang. Terlihat juga sejumlah tulisan di dinding sekolah yang bertuliskan misalnya 12 tahun cukup, tolak Sofyan Baba yang lain lagi, jangan dia lagi. Sementara spanduk yang dipasang tepatnya di gerbang masuk bertuliskan "menolak kedatangan Sofyan Baba sebagai Kepsek SMK I, jika dipaksakan kami seluruh dewan guru akan melakukan mogok mengajar dan Honorer akan undur diri stop memimpin kami" pada spanduk lainnya, dewan guru itu juga menuliskan Gubernur Malut tolong kami ingin sekolah ini maju, sudah cukup 12 Tahun kami tertindas, tolak Sofyan Baba.
Tidak hanya spanduk, ratusan siswa siswi juga membuat sikap yang sama dengan membentangkan sejumlah panflet yang menuliskan penolakan terhadap Sofyan Baba untuk kembali menjabat sebagai Kepsek SMK I. Bahkan, Sofyan saat lewat di depan sekolah juga sempat diteriaki oleh siswa agar berhenti menjadi Kepsek.
Sahril Sibua, koordinator aksi dewan Guru menegaskan bahwa pengangkatan kembali Sofyan Baba sebagai Kepsek SMK I itu sudah sangat mencederai semangat para guru untuk mengabdi, sebab, selama 12 tahun, Sofyan dianggap tidak mempunyai kemampuan dalam mengelola sekolah terutama soal anggaran. Ia mencontohkan selama 12 tahun ini, banyak gaji para honorer dikebiri olehnya."gaji honorer dikebiri, biasa terima dalam setahun itu hanya 6 bulan, 6 bulannya lagi tidak dikasih, ini bentuk penzaliman, dan tidak hanya itu, berkali kali dilakukan oleh kepsek sehingga tindakan ini harus dilawan karena menyengsarakan kami sebagai guru honorer."tegasnya
Soal manajemen sekolah, selama Sofyan menjadi Kepsek, tidak ada siswa yang berprestasi dibidang ekstra kulikuler karena dirinya tidak mau ada kegiatan diluar sehingga sangat merugikan potensi siswa."manajemen sekolah sangat parah sekolah tidak maju, sampai hari ini guru basic/jurusan disarankan tidak pernah ditanggapi bahkan Sofyan Baba bilang dalam satu sekolah 3 guru pun bisa berjalan.
Yang paling aneh kata Dia, baru sekitar 2 bulan, Pemprov melantik Kepsek yang baru lalu tiba tiba tanpa kejelasan kepsek yang baru dilantik itu diberhentikan dan digantikan dengan Sofyan Baba yang notabenenya adalah Kepsek yang bermasalah.
Sementara Al, salah satu guru lainnya juga menyentil anggaran dari Pusat untuk 40 siswa di tahun 2023 hingga kini tidak diterima oleh siswa bahkan termasuk bantuan Kapal ke SMK untuk praktik siswa juga hingga kini tidak jelas Lantara kapan tersebut diduga kuat hanya untuk kepentingan pribadi Kepsek.
Diakhir pernyataan, para guru mendesak kepada Kadikjar dan Gubernur Malut untuk segera mencabut atau membatalkan SK pengangkatan Sofyan Baba menjadi Kepsek, karena jika tidak mereka akan memboikot seluruh aktifitas belajar mengajar dan jika tetap dipaksakan juga, SMK yang kebanyakan adalah guru honor itu akan siap mengundurkan diri dari sekolah tersebut.
Untuk diketahui, aksi pemalangan itu ternyata menjadi perhatian dan wacana bagi warga di kecamatan Mortim, sebab, sekolah SMK berada tepat di perbatasan desa Sangowo dan Desa Gamlamo.**(oje)
Tidak ada komentar