Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

DPC HNSI Morotai Kecam Oknum yang Membuang Ikan di Kebun Warga di Sabatai Tua

Fahrudin Banyo; Ketua DPC HNSI Kabupaten Pulau Morotai. MOROTAI, KoranMalut.Co.Id - Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia...

Fahrudin Banyo; Ketua DPC HNSI Kabupaten Pulau Morotai.

MOROTAI, KoranMalut.Co.Id - Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Morotai angkat bicara soal Ikan Layang (malalugis) di buang di kebun warga desa Sabala, oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Dalam pantauan di lapangan bersama Kadis Lingkungan Hidup Siti Maruapey,S.Hut  dan Kepala SKPT Mahli Aweng,S.Pi bersama kades Sabatai Tua Hamzah Safar, saat ditanya kronologisnya. Ternyata ikan yg dibuang itu sudah 2 hari, karena ada laporan warga ada bau tidak sedap yang hirup di area jalan tani, kondisi ini membuat masyarakat bertanya tanya akhirnya ditemukan tumpukan ikan yang sudah membusuk dan bau sekitar 1 ton berhamburan di semak semak. 

Saat ditanya, kades Sabatai Tua Hamza Safar pada Senin (24/7/23) dirinya menjawab sampai saat ini belum kami tahu siapa pelakunya, namun ada laporan bahwa ikan ini buang pada malam hari sehingga kami TDK bisa mengetahuinya. Jika kami temukan oknum akan kami laporkan ke pihak yang berwajib. Tuturnya kades. Dalam pandangan ilmu perikanan, HNSI Morotai menganggap ada kelalaian dari instansi terkait khususnya DKP  dalam pengawasan terhadap semua kegiatan pemasaran ikan bagi setiap pelaku usaha atau perusahaan pembeli ikan  layang (malalugis) saat di daratkan. 

Terutama bagi nelayan menggunakan alat tangkap purse Seine (Pajeko) yang mendaratkan ikan di setiap sentra perikanan harus terdata berapa jumlah hasil tangkapan dan menghitung daya dukung kapasitas produksi Es untuk kebutuhan nelayan saat melaut, dan bisa menjamin kualitas dan mutu Ikan sepanjang hasil tangkapan cukup besar jika ini diperhatikan maka semua tidak akan terjadi seperti ini.,ucap Fahrudin 

HNSI memandang ini bukan kesalahan Nelayan, tapi sarana pendukung dalam menangani hasil tangkapan bisa terlayani secara optimal. Kasus seperti ini pernah terjadi pada beberapa bulan lalu, ikan cakalang 2 ton di Tiley di kubur atas laporan nelayan karena kesediaan es terbatas dan perusahaan pembeli ikan tidak lagi menampung jumlah ikan yabg kapasitas produksi besar. 

Olehnya itu peran HNSI tetap mengawal dan melakukan pendampingan kepada nelayan agar distribusi perikanan dan pemasaran tidak terjadi masalah yang kritis. Fachrudin M Banyo, S.Pi selaku ketua DPC HNSI Morotai merasa tidak dilibatkan dalam setiap kegiatan instansi terkait, sehingga sering terjadi masalah dan keluhan nelayan, seperti BBM untuk nelayan skala kecil,  perizinan dan manajemen pemasaran yang tidak sesuai dengan standar operasional., Pungkasnya 

Kita sadar bersama bahwa Morotai adalah lumbung ikan, namun bukan Krn ikan melimpah tapi kita mengubur dan membuang ikan begitu saja tanpa pertimbangan azas keadilan bagi nelayan di seluruh desa pesisir.

Harapannya dari kasus ini, kedepannya DKP harus membuka diri dengan semua elemen nelayan baik koperasi nelayan, Lembaga pemberdayaan masyarakat nelayan guna wujudkan Morotai menjadi daerah yang maju dan berdaya saing, bukan hanya sekedar mendorong PAD meningkat namun perhatian kepada kesejahteraan nelayan semakin besar sehingga kita mampu keluar dari lilitan kemiskinan dan paradoks kebijakan perikanan yang tidak terarah. tutur Fachrudin.**(red).

Tidak ada komentar