TOBELO, KoranMalut.Co.Id - Pasca terjadinya banjir kiriman dari gunung yang berada di belakang Desa Luari Kecamatan Tobelo Utara (Tobut) Hal...
TOBELO, KoranMalut.Co.Id - Pasca terjadinya banjir kiriman dari gunung yang berada di belakang Desa Luari Kecamatan Tobelo Utara (Tobut) Halmahera Utara (Halut) pada Minggu (30/10) akhir pekan kemarin, awalnya warga setempat memboikot jalan Trans Halmahera Tobelo-Galela hingga malam hari, namun pemboikotan ini tidak berlangsung lama dan kembali di buka sehingga dan arus lalulintas langsung berjalan normal.
Aksi protes warga ini tidak berhenti hanya di sore hari saja, tepatnya pada Senin (31/10) kemarin warga setempat kembali memboikot jalan Trans Halmahera, dan membuat sejumlah kendaraan baik roda dua, roda empat maupun roda enam terjebak hingga macet mencapai satu kilo meter lebih, ratusan kendaraan dari Galela menuju Tobelo pasra dengan adanya pemboikotan ini, begitu juga kendaraan yang menuju Tobelo-Galela.
Pemboikotan bahu jalan ini mulai sejak pukul 06.30 Wit, pemboikotan ini warga setempat mengunakan Besi, batu, batang pisang, kayu serta sampah dan ranting kayu, pada pukul 09.22 Wit, Pemkab Halut melalui Asisten I, Kadis PU, dan Kaban BPBD langsung terjun ke lokasi untuk bertemu langsung dengan warga setempat.
Pada pukul 07.00 Wit Danpos Tobelo Utara pelda Asagaf dan srt siregar anggota Babinsa Desa luari tiba di TKP dan berkordinasi dengan masyarakat Desa luari terjadi pemalangan jalan, hasil negosiasi ini tida berhasil karena masyarakat beralsan bahwa mereka menunggu Pemerintah Daerah untuk datang dan sama-sama merunding untuk menyelesaikan persoalan ini
Pukul 09.45 Wit bertempat di salah satu rumah warga Desa Luari diadakan pertemuan antara pihak pemerintah Daerah dangan Warga setempat, harir dalam pertemuan ini, Mewakili Bupati Halut Asisten I Jhon Anwar Kabalmay, Kadis PU Muhamad Ikram Baba, Kaban BPBD Halut Abner Manery, Danramil 1508-01 Tobelo Kapten Inf. Hadji Talaohu, Wakapoles Halut Kompol Alwan Aufat, Kades Luari Zulhaji Ngawaro dan Warga setempat.
Kades Luari Zulhaji Ngawaro mengatakan semenjak dirinya menjadi Kades banjir seperti ini sudah tiga kali terjadi, dan itu pihak Bawali Wilayah Sungai (BWS) sudah pernah turun dan mengambil dokumentasi titik-titik yang terjadinya banjir, namun hal ini hanya sebatas dokumentasi dan tidak realisasi lanjutan dari pihak Balai, padahal masyarakat sudah berharap besar dengan kedatangan Balai ini.
"Balai sudah pernah turun ke desa kami ini dan bahwakan mereka sudah melakukan pengukuran, namun bangunannya mereka alihkan ke tempat lain, jadi saya bisa katakan bahwa Desa Luari ini hanya di jadikan dokumentasi saja ketika bencana alam seperti ini,"jelasnya Senin (31/10).
Sebelum dirinya menjadi Kades dan masih di jabat matan Kasea, lanjutnya, banjir seperti ini sudah dua kali terjadi, dan itu Balai sempat datang dan mengukur lokasi saluran banjir kiriman, saat ini pihaknya meminta agar Pemkab Halut melakukan normalisasi sungai, sehingga banjir seperti ini tidak lagi terjadi.
"Leger ini di buat terlalu kecil sehingga tidak mampu menampung debit air ketika terjadi banjir, akibatnya terjadi luapan dan terpaksa rumah warga tergenang air, jarak kali ini dari jalan menuju ke kaki gunung ini sekira 50 meter lebih ini yang di normalisasi,"ujarnya.
Leger tersebut sebanyak 3 unit tepatnya berada di RT 1, RT 3 dan RT 4, masyarakat saat ini meminta agar ketiga leger ini harus di buat jembatan yang layak, karena Pemdes akan membuka pembebasan lahan di buat pembuangan air yang keluar langsung ke pantai,"masyarakat sudah memberikn lahan, Tungga bagaimana Pemerintah membuat jembatan dan melakukan normalisasi sungai,"ungkapnya.
Sementara Kadis PU Muhamad Ikram Baba menuturkan bahwa hari ini pihaknya sudah mengetahui kondisi ini terjadi dari hari kemarin. hari ini yang jelas pihaknya akan berusaha untuk melakukan tanggap darurat dan pihaknya sudah berkordinasi dengan Balai Provinsi untuk dapat di kerjakan.
"Ini penanganan jalan tergantung dari kordinasi antara masyarakat dengan kami dan kami juga harus berkordinasi dengan Balai. Pemetaan masalah sudah di temukan dengan tersumbatnya saluran air sehingga harus di perlebar,"ujarnya.
Pihaknya akan melakukan dan mana yang perlu di bongkar jalan air agar tidak menghambat air yang mengalir. Pihaknya akan berkordinasi dengan Balai.
dirinya berharap agar masyarakat Desa luari percayakan kepada PU untuk melakukan koordinasi."Kami datang kesini karena adanya permasalahan sangat seriuas dan akan kami laksanakan kegiatan bersama Balai siang ini jadi kami berharap masyarakat harus membuka jalan dan tidak menghambat arus lalulintas,"terangnya.
Hari ini (kemarin red) pihaknya akan kerahkan alat berat untuk membongkar lahan saluran air, ini di lakukan untuk mengantisipasi banjir susulan ketika hujan, untuk pekerjaan pihaknya berkordinasi dulu dengan Balai karena jalan Trans Halmahera ini adalah jalan nasional, jika ini di lakukan sepihak maka akan di tegur oleh Balai.
"Kita bongkar dulu lahan untuk pembuatan saluran air, untuk mengantisipasi banjir yang terjadi nantinya, jika koordinasi yang nantinya kami lakukan ini dan Balai tidak siap maka kami yang akan mengambil alih pekerjaan ini yang terpenting kami sudah melakukan koordinasi lebih dulu,"ucapnya.**(red)
Tidak ada komentar