Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Beda Fens Antara Argentina dan Brazil, Remaja Tobelo Nekat Gantung Diri

TOBELO, KoranMalut.Co.Id - Remaja 18 tahun inisial SA Asal Tanjung Niara Kecamatan Tobelo Tengah Kabupaten Halmahera Utara (Halut) nekat akh...


TOBELO, KoranMalut.Co.Id - Remaja 18 tahun inisial SA Asal Tanjung Niara Kecamatan Tobelo Tengah Kabupaten Halmahera Utara (Halut) nekat akhiri hidup dengan gantung diri. Diduga motif gantung diri korban lantaran beda fens Tim piala Dunia Qatar 2022 antara Fens Brazil dan Argentina dengan adiknya. 

Korban ditemukan tak bernyawa di samping sekolah PAUD Bersehati Desa Tanjung Niara, Kecamatan Tobelo Tengah, Kabupaten Halut  Senin (31/10/2022). Korban ditemukan tewas tergantung oleh Melda Helut (27) seorang guru honorer. Melihat korban tak bernyawa, tergantung di ayunan sekolah, kemudian Melda bergegas lari memanggil tetangganya bernama Ferdinan Dailangi, yang juga merupakan perangkat kantor desa Tanjung Niara.

Salah satu saksi adik korban Patriks Harahaji mengaku bahwa pada hari Minggu pukul 23.30 Wit setelah acara pesta ulang tahun berakhir, ia bersama korban berselisih faham mengenai fans bola piala dunia antar Argentina dengan Brazil. Adu mulut dua kakak beradik itu, beruntung tidak melakukan adu fisik. Namun korban diduga setelah usai selisih paham fens bola itu, kemudian Korban depresi pikiran,” Setelah itu saya langsung masuk ke dalam rumah untuk tidur, dan korban (kakak saya) Masih berada di depan teras rumah sambil duduk-duduk,” Ujarnya.

Sementara keterangan dari saksi Ferdinan Dailangi Bahwa setelah mendapat informasi dari Melda, ia segera menuju ketempat kejadian. Pada saat itu, dan Ferdinan belum mengetahui identitas korban, karena ia melihat dari arah belakang korban, Ferdinan pergi menuju ke rumah kepala desa Tanjung Niara untuk melaporkan kejadian tersebut.

Sementara Teman Korban Jifre Jumati mengaku bahwa pada hari minggu (30/10/2022) pukul 23.00 Wit, setelah acara ulang tahun berakhir yang jaraknya hanya 30 meter dari rumah korban, ia bertemu korban dan mendengar ada selisih paham antara korban dan adik korban Patriks Harahaji terkait dengan fans bola negara Argentina vs Brazil, akan tetapi tidak ada adu fisik. “Setelah itu adik korban masuk ke dalam rumah dan saya pun pergi,” ujarnya.

Lebih lanjut Keesokan harinya, sekira pukul 06.30 wit, Jifre mendapat kabar bahwa korban bunuh diri dengan cara gantung diri di ayunan sekolah PAUD dan mengakibatkan meninggal dunia.” korban sebelumnya sudah pernah melakukan percobaan bunuh diri namun tidak berhasil kejadian itu sekitar tahun 2021.” Ungkap Jifre.

Terpisah Kasi Humas Polres Halmahera Utara Iptu Kolombus Goduru membenarkan peristiwa itu, berdasarkan keterangan keluarga, peristiwa terjadi Senin tanggal 31 Oktober 2022 sekitar pukul 06.30 Wit, berawal salah seorang guru honorer, Melda Helut yang setiap pagi bertugas untuk membuka pintu sekolah PAUD Bersehati, ” Pada saat Melda pergi ke sekolah untuk membuka pintu sekitar pukul 06.30 wit, “Melda melihat korban sudah tergantung di ayunan sekolah, kemudian Melda bergegas lari memanggil tetangganya Ferdinan Dailangi, yang juga merupakan perangkat kantor desa Tanjung Niara.” Katanya.

Lanjut ia, Kolombus mengatakan korban melakukan gantung diri menggunakan seutas tali diperkirakan dengan ukuran 3 meter yang di ikat pada palang ayunan sekolah PAUD dengan tinggi ayunan 2 meter. ” Dugaan sementara terjadinya peristiwa yaitu frustasi, di karenakan korban sudah beberapa kali mencoba melakukan percobaan bunuh diri dengan cara menggantung diri.” bebernya**(red/tim)

Tidak ada komentar