MOROTAI, KoranMalut.Co.Id - Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pulau Morotai, Ismail Rahaguna, angkat bicara atas kicauan Ketua...
MOROTAI, KoranMalut.Co.Id - Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pulau Morotai, Ismail Rahaguna, angkat bicara atas kicauan Ketua Asosiasi Sepakbola Kabupaten (Askab) Pulau Morotai, Fahri Hairudin, melalui akun Facebook yang menyinggung lembaganya.
Kicauan Fahri tersebut menyangkan KONI dan Dispora karena tidak memberangkatkan atlet sepakbola Morotai dalam kegiatan Popda di Kabupaten Halmahera Tengah.
"Kalau mengkritik ya harus punya dasar, jangan asal bicara, dan jangan menjadi pahlawan kesiangan," cetus Ismail kepada wartawan, Jumat (3/6/2022).
Menurut Ismail, KONI Morotai masih memiliki dana untuk kegiatan olahraga. Hanya saja, ketersediaan dana cukup terbatas. Sementara Dispora tidak ada anggaran untuk kegiatan Popda
"Yang ada anggaran itu dari KONI Morotai, melalui dana hibah dari Pemda Morotai sebesar Rp 1 Milyar. Tapi sudah di pakai sebagian kegiatan-kegiatan bola yang kemarin (Bupati CUP II). Jadi saat ini memang anggaran untuk di KONI Morotai itu masih ada sebesar Rp 600 juta sekian. Jadi saya juga harus hitung-hitungan, karena kita di KONI juga ada punya kegiatan wajib yaitu Porprov yang akan digelar di bulan depan yaitu Kota Ternate dan Tidore," jelasnya.
Sementara dalam Porprov tersebut ada 15 Cabor yang akan dikirim. Sehingga sisa anggaran Rp 600 juta lebih itu perlu perhitungan secara matang.
"Kenapa KONI tidak melibatkan para pesepakbola di Popda, karena kita melihat kondisi keuangan yang ada di Dispora. Syukur-syukur KONI bisa mengambil kebijakan untuk mendanai Popda besok ke Halteng. Karena kita mengingat rencana Porprov berikutnya akan digelar di Morotai pada tahun 2024, kalau kita tidak keluar maka kita tidak berkesempatan untuk menjadi tuan rumah pada tahun 2024. Sehingga saya punya kebijakan untuk membantu anggaran KONI untuk kegiatan Popda dalam hal ini penanggung jawab adalah Dispora," papar Ismail.
"Saya juga sudah sampaikan ke Kadispora bahwa anggaran KONI itu terbatas, jadi peserta yang dibawah juga harus dibatasi. Kalau bole yang dibawah itu peserta yang satu cabang olahraga lalu satu medali kemudian melibatkan banyak orang itu jangan. Sebab itu hanya memakan anggaran," tambahnya.
Sehingga ia berharap, kondisi ini dapat di maklumi semua pihak.
"Jadi orang-orang yang berpolemik bahwa kenapa ada anggaran koh Popda tidak keluar semua, mereka juga harus tau kondisi keuangan KONI saat ini, karena KONI juga pernah menyalurkan bantuan ketika Covid-19 kemarin untuk bantuan sosial yang lain," katanya.
Ia menegaskan, Pemkab Morotai tetap memperhatikan semua Cabor di Pulau Morotai. Hanya saja keterbatasan keuangan juga harus bisa dimaklumi.
"Saya tidak menuduh siapa saja, dan bagi saya jika ada kritik-kritik itu sesuatu yang bagus, saya pribadi juga menerima kritik, saran dan lain-lain. Tapi kalau mengkritik ya harus punya dasar. Coba koordinasi dengan baiklah, komunikasi dengan baik, jangan langsung kritik. Dalam arti bahwa koordinasi dulu, komunikasi dulu agar biar tahu seperti apa didalam sana. Jangan asal bicara, kalau semua asal bicara anak kecil pun bisa," pungkas Ismail.**(red/tim)
Tidak ada komentar