TALIABU, KoranMalut.Co.Id - tim Runner Up group B Bintang Taliabu Barat Laut FC akhirnya memilih wolk out dari pertandingan delapan besar op...
TALIABU, KoranMalut.Co.Id - tim Runner Up group B Bintang Taliabu Barat Laut FC akhirnya memilih wolk out dari pertandingan delapan besar open turnamen piala TGM Cup tahun 2022 yang digelar di Lapangan sepak Bola Tamola desa Sahu kecamatan Taliabu Utara Senin (21/03/2022).
Langkah tersebut dilakukan tim bintang di Kecamatan Taliabu Barat Laut saat bertanding pada babak delapan besar melawan juara group A, Rajawali FC setelah Kapten Tim Bintang TBL, Subarman dan kawan-kawan melakukan protes terhadap keputusan hakim garis yang dinilai memihak sebelah.
Kepada media ini, Pemain senior Bintang TBL Fc itu mengaku tidak menghendaki Pengisian dua gol yang dilakukan Rajawali FC karena dalam posisi offside.
"Kami akui Permainan dikuasai rajawali, Kami menganggap 2 gol dari pemain rajawali pemainnya dalam posisi offside" katanya
" Ia menilai, wasit yang memimpin pertandingan memihak sebelah, karena hanya sensitif terhadap pelanggaran yang dilakukan Tim TBL Fc, sementara pelanggaran yang dilakukan lawan tanding mereka tidak dianggap sebagai bentuk pelanggaran sehingga merugikan tim bintang TBL.
"Babak pertama menit 20 Pemain bintang Tbl no punggung 99 sudirman dilanggar bahkan diangkat keluar karena kakinya ditendang oleh pemain rajawali dan tidak dianggap pelanggaran malah sudarman dianggap pelanggaran. Padahal wasit ini biasanya sensitif dengan sentuhan sedikit pasti pelanggaran" jelasnya.
" Hal tersebut berbeda dengan sikap dan tindakan wasit terhadap Pemain rajawali FC yang secara kasat mata telah melakukan pelanggaran (hands) di dalam kotak pinalti Rajawali FC namun justru tidak dianggap sebagai bentuk pelanggaran.
" Pemain nomir 8 rasyid, terjadi hands ball karena menahan bola didalam kotak 16 rajawali tapi tidak pelanggaran, ini jelas - jelas merugikan tim bintang TBL Fc" Sesalnya.
kondisi tersebut menyebabkan wasit yang memimpin pertandingan maupun panitia dianggap sangat berperan dalam membantu tim lawan untuk mengalahkan tim bintang TBL dalam laga itu.
Terbukti, pada saat protes dilakukan tim bintang TBL, panitia justru meminta Vidio sebagai pembuktian, padahal dalam technikal meeting disebutkan kamera disiapkan panitia disetiap sudut lapangan.
Kondisi tersebut membuat kekecewaan Tim Bintang TBL pun tak bisa ditawar tawar lagi sehingga memutuskan keluar dari pertandingan yang sementara berlangsung.
"Dengan melihat banyak kejanggalan - kejanggalan, maka kami memutuskan untuk protes tapi kenapa alasan panitia kami harus ada vidio sandingan padahal pada saat tecnikal meeting panitia katakan ada 4 kamera yang bisa kita periksa kalau ada pelanggaran dikotak finalti", tegasnya.
Padahal kalau mau dilihat dari strategi permainan kedua tim, menurut Subarman, ia dan timnya lebih mengungguli tim lawan sebab dari tendangan sudut saja, Bintang TBL fc memiliki 5 kali tendangan sudut, sementara rajawali FC hanya tiga kali.
Menurutnya, turnamen tersebut diperlukan wasit yang netral, dan profesional. sehingga tidak bisa di intervensi, apa lagi yang mengintervensi adalah oleh salah satu manajer tim.
"Alhamdulillah tim Bintang TBL fc yang kebanyakan adalah ade ade siswa Madrasah Aliyah Negeri Nggle, SMA, dan SMK banyak belajar dari kisruh permainan di turnamen ini", tandasnya, sayangnya, Pernyataan Kapten Tim Bintang TBL fc justru berbeda dengan tanggapan Pelatih Rajawali FC Desa Sahu kecamatan Taliabu Utara, Mislan Syarif.
Mislan mengaku menyesali sikap dan tindakan tim bintang di kecamatan Taliabu barat laut karena dinilai tidak melakukan protes sesuai prosedur.
"Itulah yang kami sesalkan. seharusnya kalau tidak terima dengan keputusan wasit, boleh, kan ada mekanisme prosedur protes" jawabnya. bukan walk-out" katanya via whatsApp.
" Apalagi menurut Mislan, setelah di lihat, dan banyak orang melihat bahwa keputusan wasit sah benar' bahkan dari rekaman video juga ada bahwa keputusan wasit sah benar.
"Seharusnya bisa dgn cara protes sesuai prosedur.. tapi malah walk-out.." jelasnya.
Mislan yang juga selaku koordinator pertandingan piala TGM Cup itu menambahkan, kompetisi tersebut sudah dilengkapi camera disetiap sudut lapangan sehingga tindakan wolk out dari pertandingan dianggap inprosedural.
" Pertandingan ini dilengkapi dgn kamera di setiap sisi lapangan untuk memonitor setiap kejadian. dan bila tim ada yabg tidak menerima keputusan wasit ataupun hasil pertandingan sudah ada aturannya untuk mengajukan protes keberatan dan itu sah dalam aturan., silahkan tapi mereka memilih walk-out" pungkasnya,**(fr)
Tidak ada komentar