Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Patut di Perhatikan, Sampah di Laut Dapat Membahayakan

TERNATE. KoranMalut.Co.Id - Lautan sampah tampak memenuhi perairan Maluku Utara khususnya, sepanjang laut Tidore hingga Kayoa. Sampah-samp...

TERNATE. KoranMalut.Co.Id - Lautan sampah tampak memenuhi perairan Maluku Utara khususnya, sepanjang laut Tidore hingga Kayoa. Sampah-sampah tersebut didominasi sampah plastik seperti botol air, bungkus deterjen, kemasan makanan ringan hingga batang pohon. Hal ini terlihat ketika melakukan perjalan menggunakan transportasi laut, senin, (20'07/2020)

Begitu banyak sampah yang menghalangi laju speed boat kami. Ini mengancam keselamatan pengguna transportasi laut. Hal tersebut disampaikan oleh Kep Speed Boat (SB) Sinar Kayoa Zunaeidi Muhammad. Minggu (19/7/2020) setelah melakukan perjalanan dari Kayoa-Ternate.

Bgaimana tidak, sempat sesekali speed boat miliknya itu, mengalami gangguan mesin ketika harus menabrak sampah yang begitu luas sebarannya.

Ia bercerita, sepakan ini sampah tersebut selalu ada dan makin banyak bahkan terlihat sperti daratan yang luas. Ini sangatlah berbahaya bagi keselamatan kami dalam melakukan perjalanan.

Zunaeidi mengatakan, jika harus menabrak sampah tersebut, resikonya terjadi gangguan mesin akibat sampah tersebut sangkut di baling-baling mesin bahkan, bisa membuat speed pecah jika menghantam batang pohon yang tak terlihat dalam tumpukan sampah di laut.

"Sampah terlalu banyak di laut, tumpukan sampah sampai ratusan meter, jadi kami terpaksa harus mengurangi kecepatan dengan hanya memakai satu mesin. Belum lagi, kalau cuaca ekstrem." Tutur Zunaeidi.

Selain itu, bicara soal dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik di laut, tentu ada banyak sekali. Dari ancaman terhadap ekosistem bahari, hingga ekonomi.

Sayangnya, masih banyak orang yang berpikir bahwa laut adalah tempat sampah besar. padahal, laut adalah sumber pangan yang strategis.

Zunaeidi meminta agar hal tersebut harus secepatnya ditanggulangi.

"Semoga pihak terkait, secepatnya menanggulangi hal tersebut, jika tidak, mungkin kedepannya lebih mengancam keselamatan manusia dan juga ekosistem bahari." Tutupnya.**(hhk)