Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Kepala BLK Menolak, Gedung di Jadikan Karantina Covid 19

TERNATE. KoranMalut.Co.id - Pemerintah Provinsi Maluluku Utara (Pemprov Malut) berkordinasi dengan Kepala Badan latihan Kerja BLK Provinsi...

TERNATE. KoranMalut.Co.id - Pemerintah Provinsi Maluluku Utara (Pemprov Malut) berkordinasi dengan Kepala Badan latihan Kerja BLK Provinsi Maluku Utara Muhammad Assegaf guna untuk di jadikan gedung BLK sebagai tempat karantina covid 19 namum kepala BLK tidak memenuhi keinginan Pemprov atas dasar prosedur yang suda di tetapkan Kamis, (26/03/2020).

Selain itu Muhammad Assegaf juga berkomentar saat di temui wartawan "Kepedulian terhadap masyarakat di sekitaran BLK ini adalah masyarakat yang berkomunitas tetap di sini dan kita suda melakukan interaksi dengan mereka. Mereka sholat di mesjid kita, ketika mereka mendengar gedung Badan Latihan Kerja BKL Ternate mau dijadikan pusat karantina covid 19 (Virus Corana), mereka menolok secara menta - menta dan saya mau tidak mau harus menerima mereka, aggapan mereka itu bahwa saya suda melakukan perundingan -  perundiangan sama Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Pemprov Malut), untuk menempatkan karantina ini di sekitaran fasilitas BLK Ternate, ya saya bilang saya tetap menolak karena ini sesuai dengan edaran kementrian kita. Kementrian ketenaga kerjaan kita, dan kita punya esoti semua. saya bilang sama mereka bahwa silahkan berkordinasin ke pusat dan kordinasi langsung sama pa Dirjen, selama itu tidak selesai juga saya akan tidak berani melakukan tindakan seperti itu, apa lagi ini pusat karantina covid 19 sementara yang lain yang kita isolasi mereka dan siswa bording kita itui istilahnya kita membekap karena edaranya ibu menteri pelatihan bording itu tidak bisa di berhentingkan karena mereka suda digitalan sebelumnya tidak bisa keluar masuk atau berinteraksi dengan keluar itu tidak bisa.

Walaupun pelatihan yang memang bording mereka masuk Keluar dari ruma tidak di asramakan itu yang kita intikan untuk sementara kemudian menunggu keputusan ibu menteri atas dasar itu baru saya melakukan hal-hal itu, dan saya suda berkordinasi dengan Pa Dirjen dan pa Dirjen kamu harus melaksanakan arahan kita, misalnya karantina tidak bisa tolong mereka pengertian cari instansi atau gedung yang lain jangan di BLK.

Mereka suda dua kali datang melakukan kordinasi yaitu kepala BPBD  sebagai anggota satgas sore itu di saat waktu istirahat pulang saya menerima mereka di ruma dinas karena ruma dinas tidak jau dari sini dan saya ogbrol sama mereka pada intinya kita juga menolak tidak mau ada apermintahan su itu di sini bahwa tidak bisa, saya akan melakukan kordinasi dulu ke pusat. Isu berkembang mereka tau nanti ada yang mau pake gedung untuk di jadikan pusat karantina besok nya lagi mereka menelpon saya Kepala Dinas (Kadinas) ketenaga kerjaan Ridwan mengatasnamakan Gubernur dan Sekprov dua kali panggilan tapi saya menolak dan saya mengucapkan pa Ridwan silahkan kordinasi langsung ke pusat, kita k punya prosedur sebab saya ini cuman bawahan saya cuman selaku kepala balai yang menentukan itu semua pusat apa lagi ini mau memusatkan karantina covid 19 di sini,

Apa lagi sementara kami masi ada siswa dan aktivitas kami berjalan serta seluruh pegawai 50 termasuk saya yang tiggal di sini dan di gabung pegawai dan siswa jumlah keseluruhanya 130 yang sering berinteraksi setiap hari.

Kami juga akan membagikan masker yang kami produksikan sabanyak dua ribu ini ke tempat-tempat fasilitas publik itu, sendiri kepada masyarakat sesuai dengan rasa kepedulian kita terhadap rakyat selaku aparatur negara.

Warga juga menggelar aksi protes untuk menolak keras soal Gedung BLK yang mau dijadikan tempat Karantina pasien covid 19 intinya bahwa kami masyarakat Bastiong Ternate, menolak keras rencana Gubernur dan jajaranya yang mau menjadikan Gedung BLK pusat karantina covid 19, olehnya kami warga menyarankan kepada pihak BLK tidak boleh disitu cari tempat di luar bastiong sajalah tutup Egal Masai Ketua RT.06/RW.02.**(red/sp)