Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Warga Minta Pemkab Tertibkan BBM Bersubsidi

HALTENG.  KoranMalut.Co.Id - Kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kerap menjadi polemik di dalam masyarakat. Satu sisi, ketika harga ...

HALTENG. KoranMalut.Co.Id - Kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kerap menjadi polemik di dalam masyarakat. Satu sisi, ketika harga BBM  dinaikkan akan membebani masyarakat yang  berpengasilan kecil, di sisi lain, kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati dalam sebuah rilis mengatakan yang paling terpukul jika harga BBM naik adalah masyarakat menengah ke bawah. Meskipun konsumsi BBM kecil, masyarakat golongan itu terpukul dari efek yang timbul atas sebab kenaikan harga BBM. Untuk itu, pemerintah harus mencari solusi untuk bisa menghindari dari polemik harga BBM yang tentunya akan membuat masyarakat menderita, "katanya dikutip salah satu media nasional beberpa waktu lalu.

Terkait hal ini masyarakat hamlahera tengah memiliki perhatian lebih, untuk itu pihaknya meminta Pemerintah Daerah melunagkan perhatiannya untuk mengawasi BBM bersubsidi yang hingga kini dinilai belum makaimal menyerap di kalangan masyarakat bawah.

Harga jual BBM yang sebelumnya bersubsidi namun hingga kini masih tetap pada harga jual industri, padahal sebelumya pemerintah daerah telah mengatur hal tersebut.

Terkait hal ini, IL warga masyarakat yang namanya engan disebutkan, kepada wartawan mengungkapkan, bahwa  Pemerintah untuk lebih serius menyikapi adanya harga BBM khusuanya wilayah halteng.

"Pemkab Halteng untuk kembali menertibkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi karena harganya masih industri sampai saat ini."katanya."

IL menambahkan, sementara itu, hal ini telah atur jelas oleh pemda dengan ketentuan harga jual subsidi yang tidak diperbolehkan para penjual eceran mengunakan harga indusri sebab telah ditetapka pemerintah.

"Didalam ketentuan yang mengikat bahwa BBM subsidi tak harus dijual diemperan - emperan jalan (pengecer). Sebab, BBM subsidi diperuntukan kepada masyarakat dengan harga yang ditetapkan oleh Pemerintah."

Mestinya BBM Pertaliter (Industri) dijual pengecer bukan BBM Premium, sebab sejauh ini yang dialami warga masyarakat Halteng terutama di desa - desa yang jauh dari Sub Penyalur BBM resmi membeli BBM subsidi (premium) dengan harga Rp 10.000/liter hinga Rp 12.000/liter," jelasnya".**(rg)