Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Sang Maestro Indonesia Timur

Ikram Selang "Mantan Pemain Persiter" Ikram Selang Maestro Sepakbola Indonesia Timur. Oleh : Ahmad Sembiring Usman. KoranMal...

Ikram Selang "Mantan Pemain Persiter"
Ikram Selang Maestro Sepakbola Indonesia Timur. Oleh : Ahmad Sembiring Usman.

KoranMalut.Co.Id - Seorang anak kecil berlari di bawah teriknya matahari di bumi khatulistiwa, di lapangan yang tak ada rumputnya, banyak bebatuan tanpa alas kaki. Dia terus menggiring bola, satu persatu dia lewati lawan dengan entengnya, seakan tak ada lawan yang sepadan untuk anak seusianya. Bakat alam itu sudah terlihat dari sejak kecil, tanpa belajar teknik sepakbola dari siapapun. Semuanya mengalir begitu saja, indah dipandang, sangat menghibur, saat dia meliuk-liuk dengan bola. Dia selalu menjadi bintang di setiap cerita sore anak-anak desa bajo kayoa. Dengan segala keterbatasan sarana pendukung seperti sepatu, bola, bahkan lapangan. Namun itu tidak mengendurkan semangat Ikram Selang kecil untuk menjadi seorang pesepakbola kelak nanti.

Siapa yang tak kenal seorang Ikram selang di Maluku utara?? Generasi milenial mungkin sedikit meremehkan, tapi tidak dengan angkatan 90an. Ikram selang adalah sang predator. Momok menakutkan buat pertahanan lawan. Ikram selang adalah gabungan antara bakat dan kecerdasan otak dalam bermain sepakbola, bahkan menjurus ke jenius. Lahir pada tanggal 5 Juni 1973, Ikram selang memulai karier sepakbola di pertandingan antar kampung. Dari satu turnamen ke turnamen lainnya. Dia selalu menjadi primadona di setiap turnamen. Top skor dan the best player menjadi langganan penghargaan pribadi untuknya. Hanya nasib lah yang membatasi kecemerlangan bakat alam sepakbolanya yang begitu luar biasa. Di masa jayanya dia selalu disegani lawan. Perhatian khusus selalu tertuju kepadanya. Bahkan lawan sampai melakukan permainan yang sedikit ‘nakal’
untuk bisa menghentikannya.

“Paling awal saya merintis karier sepakbola itu cuman iko-iko pertandingan antar kampung (tarkam). Dan di Ternate khususnya sangat bergengsi saat itu” Kaka Iksel membuka cerita. “Saya masih inga waktu itu antara tahun 1990 sampai 1992 saya main tarkam. Tahun 1993 akhirnya saya dapa pangge iko persiter ternate, sangat bangga” lanjut kaka Iksel bercerita.

“Waktu itu ada turnamen segiempat di gurabati Tidore, ada 4 tim yang terlibat. Persiter, persis Sorong, persma Manado, deng persis soasio Tidore”  kenang Kaka Iksel. “Di persiter ada nama-nama top waktu itu. Ada haji Malik zamrun, almarhum Rustam puha, Yamin lampa. Di persma ada francis wewengkang. Dan masih banyak lagi pemain-pemain top saat itu. Sangat bergengsi” kaka Iksel mengenang. “Final waktu itu Persiter lawan persis sorong. Tong kalah adu penalti. Saya yang jadi top skor dan pemain terbaik” kembali mengenang. “Di tahun yang sama 1993 saya di panggil klub pusparagam Ternate untuk mewakili persiter Ternate iko turnamen di luwuk. Di situ saya juga jadi top skor dan pemain terbaik” lanjut Kaka Iksel dengan bangga.

Sejarah pernah mencatat jika Ikram selang adalah ikon persiter Ternate klub kebanggaan Maluku utara saat itu. Dan buat kami, khususnya anak-anak kayoa, Ikram selang adalah sang idola. Kami selalu terobsesi untuk menjadi seperti seorang Ikram selang. Sesuatu yang patut kami banggakan sampai kapanpun. Namun yang sangat di sayangkan bahwa saat ini banyak bakat-bakat alam yang berhamburan di tanah khatulistiwa tidak terurus dan sangat membutuhkan sentuhan dari pemerintah setempat untuk mengembangkan bakat mereka. Belum ada fasilitas yang layak di sana. Untuk sebuah lapangan standar saja kami tidak punya. Sesuatu yang perlu di musyawarah kan bersama. Karena olahraga adalah aset daerah, khususnya sepakbola.

Maradona dari Indonesia timur

Sihir Ikram selang tidak hanya sebatas turnamen-turnamen antar kampung atau turnamen berskala nasional di jaman itu. Di kompetisi resmi PSSI-pun Ikram selang menunjukkan kehebatannya dalam mengolah si kulit bundar. Dari tingkat regional sampai nasional pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak selalu di raihnya. Oleh media-media nasional waktu itu Ikram selang di juluki Maradona dari Indonesia timur. Sebuah pengakuan atas bakat alam yang di miliki Ikram selang.

Sempat mendapat tawaran dari dua tim raksasa liga galatama waktu itu. Persija Jakarta dan Pelita Jaya. Namun keinginan itu tidak mendapat restu dari manajemen persiter Ternate. Di lain sisi Ikram selang juga sulit meninggalkan sang pujaan hati yang baru resmi menjadi istri. “Saat itu kalo zaman sekarang mungkin saya bisa berangkat deng semangat. Karena komunikasi so pasti lancar. Tapi waktu itu komunikasi masih melalui surat. Saya bisa mati menahan rindu di Jakarta” kenang Kaka Iksel sambil tertawa.

Hidup untuk sepakbola

Seiring berjalannya waktu Ikram selang akhirnya memutuskan untuk hengkang dari persiter Ternate. Sedikit terlambat sebenarnya. Tetapi dalam sepakbola anda harus membutuhkan tantangan untuk bisa menaklukkannya. “Tahun 2000 saya putuskan untuk menerima ajakan adik Syafrudin Rasyid ke psps Pekanbaru. Beliau termasuk junior saya waktu itu di persiter” lanjut bercerita. “Saya ingin mengubah karier sepakbola dan nasib saya. Sekalipun itu jauh dari kampung halaman. Pigi kase tinggal maitua yang saat itu baru habis melahirkan. Berat memang, tapi harus kuat” Kaka Iksel kembali mengisahkan.

Di sepakbola memang tidak ada tempat untuk berkecil hati. Antusiasme harus selalu kita tonjolkan, jika ingin berhasil. Ikram selang adalah contoh bagaimana seorang petarung sesungguhnya di dunia sepakbola. Sudah banyak contoh bakat-bakat di sepakbola yang menyerah begitu saja, karena mereka takut dengan tantangan. “Pulang dari psps tahun 2002 saya gabung lagi deng persiter Ternate. Main di persiter sampai 2005. Tahun 2007 saya tutup karier sebagai pesepakbola, waktu itu saya iko persidafon dafonsoro terakhir” tutup Kaka Iksel.

Saya termasuk salah satu saksi menyaksikan sendiri kehebatan seorang Ikram selang di lapangan hijau. Kami pernah main bersama di laskar kieraha antara tahun 2002-2004. Dalam pandangan saya, Ikram selang sangat mencintai sepakbola. Hidupnya tidak bisa jauh dari sepakbola. Sampai detik ini pun Ikram selang masih tetap bergelut di dalam dunia sepakbola. Bahkan anak-anak nya pun di didik untuk menjadi pesepakbola. Adalah gambaran bagaimana ambisi seorang Ikram selang untuk kembali menaklukkan sepakbola dalam sosok ayah dan pelatih buat anak-anak Maluku utara. Peran bisa berbeda namun raga dan batin nya hanya untuk sepakbola semata.

Bagi saya Ikram selang adalah sosok senior yang sangat bersahaja, tidak pelit ilmu dan the nice guy. Kaka Iksel begitu biasnya saya menyapa beliau, selalu mengingatkan bahwa di sepakbola anda tidak bisa menggantungkan nasib kepada orang lain. Bentuk dan pacu lah diri sendiri sampai di batas kewajaran, demi menyiapkan fisik dan mental, guna menghadapi keras nya dunia sepakbola Indonesia. **(Red)