Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Umy : Guruh Sang Abdi Tanpa Pamrih

Koranmalut.Co.Id - Refleksi Hari Pendidikan Nasional pada 02 Mei 2019, banyak rentetan persoalan pendidikan di sekitaran kita, masih teru...

Koranmalut.Co.Id - Refleksi Hari Pendidikan Nasional pada 02 Mei 2019, banyak rentetan persoalan pendidikan di sekitaran kita, masih terus untuk dibenahi. Para murid ada yang masih kesulitan  mendapatkan pelajaran lantaran minimnya guru dan fasilitas sekolah. Banyak guru tak mampu harus bertahan dengan upa yang sedikit. Tentunya pendidikan berkualitas adalah guru yang mengabdikan diri tanpa pamrih. Fasilitas yang memadai, dan daya didik orang tua yang tinggi.
     
Salah satu Guru atas nama Umi Kalsum S Djabar umur 24 tahun, adalah Sosok wanita yang berparas cantik, asal Desa Igobula, Kecamatan Galela Selatan, Kabupaten Halmahera Utara. Meski rupanya yang cantik, namun ia lebih memilih menjadi guru lantaran termotivasi, bahkan ia sosok guru yang boleh dikatakan abdinya tanpa pamrih.
   
Sosok Anak dari kedua pasangan suami istri Safwan A Djabar dan Ruwaeda Dabi Dabi itu, menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Muhammadiyah I Igobula, SMP Negeri 2 Halut, dan SMA Negeri 2 Ternate itu semasa jenjang SMA ia dirawat dan dibiayai sekolah dari SMA sampai jenjang perguruan tinggi oleh Orang tua angkat Almarhum (almr) Hi Ikram A Djabar kakak dari ayah  kandungnya.
   
Setelah Pada Tahun 2012 Umy masuk ke Perguruan tinggi di Universitas Khairun Ternate jurusan manajemen Ekonomi. Namun pada Tahun 2014 Umy diminta oleh Ayah angkatnya untuk pindah jurusan ke Guru, akhirnya dengan berat hati Umy pun masuk ke Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra di Universitas Khairun Ternate.
     
Umy yang dikenal wanita polos dan anggun itu pun, secara perlahan- lahan dapat menyesuaikan hingga menyelesaikan studi akademik di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra pada tahun 2018. Meski berat mengambil jurusan profesi guru, namun sang bunga desa tetap berbakti pesan sang Almarhum Ayah angkatnya bahwa guru sangat dibutuhkan, maka dengan didorong rasa kecintaan terhadap Ayah angkatnya, si bunga desa pun secara perlahan lahan mengemban profesi akademik pendidikan.
     
Tak sampai selesai wisuda di kejuruan pendidikan, sang ayah angkat pun harus kembali menghadap sang illahi. Meski begitu, semangat menjadi guru semakin tertanam dalam diri Umy. Pasca ia wisuda pada 2018 lalu, Umy pun langsung dipanggil di tiga sekolah yaitu SD Muhammadiyah I, SMP, TK Cawaro, dan SMK Cawaro Galela, untuk mengajar. Tekad mengajar itu, Umy mengabdikan diri untuk pendidikan, dan menunjukan amanah dari almarhum ayah angkatnya.
     
Sang Guru cantik itu, mengajar selama lima bulan, ia mendapatkan berbagai kelemahan metode pendidikan para guru dan kenakalan para murid, serta minimnya peran orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Meski tantangan yang begitu berat harus dihadapi sang Guru cantik, namun ia tetap tegar membuktikan abdinya terhadap dunia pendidikan. Selain itu, atas berkat dorongan ayah angkatnya, telah membangun sosok guru cantik yang komitmen dan penuh kesabaran mendidik para murid.
     
Tak hanya itu, berbagai rintangan dan cobaan dalam mengajarpun dihadapi, sudah begitu, upah guru triwulan hanya berkisar Rp. 900.000 tidak menyurutkan semangat abdi terhadap pendidikan. Bagi ia, menjadi guru adalah harus menjadi sosok abdi dan panggilan hati, agar menjadi pendidik yang baik tanpa harus memandang gaji, sebab guru adalah provesi tanpa pamrih, ini panggilan hati saya. Dan inilah pekerjaan yang mulia, dan bagi saya menjadi guru untuk abdikan kepada ayah angkat saya." Ujar sambil menjatuhkan air mata.
   
Menurut Ia dunia pendidikan secara keseluruhan masih belum sempurna. Ketidak sempurnanya pendidikan bagi ia,  Ada sebagian murid minat belajar tinggi ada pula yang sangat rendah, Itu bukan berarti murid yang disalahkan. Bagi ia, Orang tua seharusnya ikut serta dalam mendidik anak tersebut, Karena guru mempunyai waktu hanya selama 6-8 jam di sekolah, sedangkan orang tua 24 jam bersama anak-anak.
    Dari waktu yang panjang dimiliki orang tua,  orang tua wali murid harus mengontrol anak-anak dirumah, diantaranya Kurangi nonton tv, main game, dan lain-lain. Jadi tugas anak itu, bukan cuman di sekolah belajar, akan Tetapi di rumah juga harus belajar. Jika guru dengan orang tua bekerja sama, yakin dan percaya siswa-siswi kita, bisa menjadi siswa-siswi yang berkelas.
   
Umy yang dikenal guru yang berparas cantik  itu, menilai jika kerja sama guru dan orang tua terbangun secara baik, maka kita bisa merasakan hasil didikan yang berkualitas. di sekolah guru jadi orang tua, di rumah orang tua jadi guru. "Timbal balik tugas antara guru  dan orang tua, maka kita bisa sama-sama merubah karakter anak dari pemalas menjadi semangat, disitulah pendidikan yang berkualitas, meski tanpa fasilitas yang memadai." Terangnya.
 
Sang guru cantik yang dikenal tanpa pamrih itu, berpesan bahwa untuk siswa  jadikanlah pelajaran sebagai senjata dan ilmu sebagai peluru untuk menembak masa depan. Tembak masa depan orang tua yang kandas, lantaran tidak memiliki ruang pendidikan. Para siswa harus bisa menjadi orang sukses karena jika sukses orang tua memliki nama yang tinggi. Selain itu, guru juga merasa bangga dengan kesuksesan siswa siswinya. Untuk Guru baktikanlah jiwa dan raga untuk abdikan diri terhadap dunia pendidikan, sebab ilmu yang kita miliki adalah cahaya kemajuan bangsa dan negara." Jangan mencari hidup di dunia pendidikan, akan tetapi hidupkanlah pendidikan dengan jiwa yang besar dan kuat."
   
Pesan sang tokoh pendidikan, Ki Hajar Dewantara, "Jadikanlah setiap tempat adalah sekolah, dan jadikanlah setiap orang adalah guru."**(red)